PROLOG
“Ini
tempat tinggalmu?”
“Ada
yang aneh?”
Aku
menggeleng, berbohong. Sebetulnya apartemen ini biasa saja. Mewah, sesuai
dengan pemiliknya yang sangat kaya di usianya yang sangat muda tapi tidak ada
yang spesial. Apartemen ini cenderung dingin dengan pilihan warna yang
cenderung hitam dan putih bagi dekorasinya. Membuatku sedikit ketakutan.
Baiklah,
aku mengaku.
Bukan
pilihan warnanya yang membuatku ketakutan, tapi karena hal lain. Ini adalah
tempat tinggal seorang pria, pria lajang! Baiklah, bukan lagi pria lajang
karena dia baru saja menikah. Mungkin lebih karena, ini adalah saat pertama aku
memasuki tempat tinggal seorang pria, sendiri!
Bukannya
munafik atau sok suci, tapi ini adalah kenyataan yang cukup pahit bagiku. Aku
sama sekali tak pernah memasuki tempat tinggal seorang pria, sendiri. Bahkan
meskipun itu pacarku, (er…mantan pacar) aku selalu pergi dengan sahabatku (err…
sekali lagi, mantan sahabat) untuk menemuinya di rumahnya. Dan kali ini aku
memasuki tempat tinggal pria tampan ini, sendiri. Meskipun itu sebenarnya hal
yang legal, bahkan sangat legal di mata agama dan sosial juga hukum. Itu semua
karena aku istrinya, ter-stempel jelas di buku nikah yang saat ini berada di
tangannya. Dia suamiku.
Endo
mengerling kepadaku, kemudian melepas jas yang dia gunakan. Perlahan dia
mendekatiku dan memberikanku tatapannya yang dingin, tapi seakan menjeratku
(dan sungguh itu selalu membuatku merasa meleleh). Membuatku sedikit ketakutan
dan tanpa sadar mundur perlahan menjauhinya.
“Kau
takut?” tanyanya bingung.
“Tidak!”
jawabku bohong.
Aku bohong.
Aku
sangat ketakutan!
Sungguh,
ini adalah kebodohanku yang sangat fatal! Sifatku benar-benar buruk dan aku
sangat tahu itu. Sahabatku (yang satu ini masih sahabatku) pernah mengatakan,
aku sangat pemalu, penakut dan pembohong yang buruk. Dia menyatakan bahwa
sifatku itu membuatku sangat mudah untuk ditipu dan ditinggalkan orang di
sekitarku (dan salah seorang sahabatku yang lain…salah, mantan sahabatku sukses
melakukan hal pertama kepadaku). Saat ini, aku sangat ketakutan. Belum lagi
pertentangan batin yang membuatku selalu telihat berpikir keras ketika
menghadapi orang lain.
Endo
bukan pria dengan wajah mengerikan, dia tampan. Sangat tampan! Ketampanan yang
semakin bertambah semenjak kami terakhir bertemu di SMA. Saat ini dia jauh
lebih tinggi, lebih tegap dan lebih seksi dengan tubuhnya yang terbentuk
sempurna (aku tahu itu karena dia sudah membuka tiga kancing teratasnya saat
ini dan menunjukkan dadanya yang terlihat sangat indah). Wajahnya yang sedikit
bule (banyak, banyak bule!), dengan bola mata yang berwarna kelabu, rambut
hitam gelap yang dipotong pendek dan juga rahang yang terlihat kokoh membuat
setiap wanita bersedia memohon untuk bisa bersanding di sebelahnya.
Aku
tersudut, dinding di belakangku membuatku tak bisa bergerak mundur lagi. Endo
terlihat semakin mendekat ke arahku. Baiklah, kalau tidak bisa mundur, maka aku
akan bergeser. Entah apa yang akan dipikirkan Endo, menikahi wanita yang
berjalan seperti kepiting di rumahnya, tapi ini refleks. Kabur adalah sifat
burukku yang lain dan itu selalu terjadi secara refleks! Otomatis!
Sampai
akhirnya aku sama sekali tak bisa bergerak ketika kedua lengan Endo dan dinding
di belakangku mengurungku. Dari posisi ini, aku bisa melihat otot dada Endo
yang bergerak dan membuat dadanya semakin terlihat seksi. Sial! Aku mengalihkan
pandanganku ke arah wajahnya dan melihat hidungnya yang begitu mancung
(membuatku iri dengan hidung mungilku yang dengan bangganya menempel dan sok
medominasi pandangan orang ke wajahku), kemudian bibirnya yang begitu tipis dan
menggoda untuk dicium.
“Kau
takut!” ujar Endo lagi.
“Tidak!”
jawabku sembari menolehkan wajahku ke arah samping.
Dalam
jarak sedekat ini, aku bisa mencium parfum Endo yang seperti bau kayu manis.
Endo menyentuh daguku dan menariknya lembut ke arah wajahnya. Dia mendekatkan wajahnya hingga begitu dekat
dan membuat bibirnya hampir menempel di sudut bibirku. Membuatku bisa merasakan
hembusan nafasnya saat dia bicara.
“Aku
tidak akan menyakitimu Rima,” bisiknya lembut sebelum mencium sudut bibirku.
Ini
bukan ciuman pertamaku (kali ini aku serius dan tidak bohong. Aku sudah pernah
berciuman sebelumnya!), tapi ciuman kali ini membuatku seperti meleleh. Ketika
bibir tipis Endo menyentuh sudut bibirku, kurasakan getaran dan juga sensasi
panas seakan menyebar ke seluruh tubuhku dari tempat dia menciumku. Menyebar
hingga keujung tubuhku dan memberikan reaksi ganda pada bagian dimana dia
menyentuhku. Itu sungguh sensasi yang tak pernah kurasakan, dan membuat seluruh
tubuhku lemas. Benar-benar lemas secara harafiah, karena saat ini aku sudah
terjatuh, terduduk di lantai dengan wajah memerah seperti kepiting rebus.
Ini
memalukan.
Semua
ini tak perlu terjadi seandainya saja semua kemalangan itu tak datang
bertubi-tubi saat dua minggu yang lalu.
****
wiih udah ad prolog nya.
BalasHapuscemaman mb ike.
cebanan ada gak eka?
Hapuswakakakakakakak
cuit cuit cuit *.*
BalasHapusEndo :kecup basah:
Kasihan Rima di sudut'in bgtu..
Lanjut mba rike.. Cemungudh..
eaaa.... eka bukannya suka kalo di sudutin... wekekekekekekekek
Hapusada apa dg kjadian 2 mnggu silam, JengRik???
BalasHapusjudulnya kurang satu hurup.. "R"
HapusMakasiih..
ah... mannaaaa
Hapus*ngilangin bukti dulu...
wakakakakakakak
Endo jos gandos
BalasHapusCptn post lg mba, g sbar
Xixixi
wekekekekekek... sabar...sabar...
Hapusgantian ne sama ngedit Elbi
Wduuuhhh,,kentaaaaanggggg goyeeeenggggg... Nyam,,nyam,,nyaammm...
BalasHapusMba Ike,,mw lagiii,,mw lagiii..
Ni jdwl tyg ky Elbi kmrn or gmn??
weikksss.... kayakElbi lak kerja rodi maning..
Hapussementara seminggu sekali.
gantian sama ngedit Elbi. wekekekekekekekek
Kawin kontrak. :))
BalasHapusMau lanjutannyayaaaaa hehe, makasih Jeng Rike :D
ma sammmmaaaa.. wekekekekekke
Hapuswah... gini dah kl masih gadis...sekali cium langsung melelehh.... hihihihi... ayoo thor... kyknya seru nih bakalan adegannya.. ehemmm..... :nari jingkrak2 akhirnya ada cerita erotisnya: muwahahahhaa
BalasHapuswekekekekekeek... jeng shin tauuukkk ajah... wakakakakakakak
Hapusbukaaaan....bukan erotis seperti itu.....
erotis yang jauuuhh dari standar erotis.
*kalau ciuman sudah dianggep erotis
***tepok jidat
Mba..kenapa namanya Endo? #abaikan haha. lanjooootsssss :D
BalasHapushuayoooo... kenapa sama seseorang yang namanya endo... wekekekekekekekekekekek
Hapussalam kenal mba,aku nemu dr wattpad,seru ceritanya bwt penasaran,boleh ya baca disini?
BalasHapusLnjuttttt mbak!!!
BalasHapus