Jumpeee lagiiiii…..
(tak dung…dung…preettt…tak dung…dung… preeett…) dengan eke di sini. Wekekekekekekekekek….
Maapkan eke yang ternyata tidak mampu memenuhi janji untuk aplot di tanggal 12.
Bukan apa-apah sodara…. Pulang mudik, pun badan eke sudah tak mampu melakukan
apapun kecuali tidoorrrr…. Ditambah lagi sakit yang tiba-tiba datang…
Sedikit cerita, seama
mudik ke Malang, eke sempet kopdar sama beberapa temen-temen eke di dunia maya…seru
boookkk… bikin eke ketagihan. Eke jadi pengen keliling Indonesia trus kopdar
sama semua sobat eke di mari yang bersedia baca cerita aneh bin gaje punya eke
ini, juga sobat-sobat eke yang pada aktip di grup-grup wasap. Daaannnn biarpun
eke sudah lama lahir dan tinggal di Malang, eke mentasbihkan kalau rumah eke
sekarang jauh lebih tenang daripada di Malang. Maceeetttt booookk…., mana
Malang-ku yang tenang dan sepi…. Burung-burung bernyanyi…. Matahari bersinar
malu-malu… (mulai setres)
Okeh… berhubung ini
masih bulan Syawal, eke mau mengucapkan SELAMT HARI LEBARAN, MOHON MAAF LAHIR
BATHIN ( apalagi buat telat posting ceritanya). Akhir kata, selamat menikmati
dan jangan lupa komen maupun vote-nya…. ai misssyuuuu ollll mai
preeeennnnn!!!!! muaaahhhh
BAB 17
ENDO
“Istri
anda tidak di rumah, Pak?”
Lukas
terlihat kebingungan ketika Endo memutuskan untuk meninggalkan rumah ketika dia
baru kembali setelah mengantarkan Tiara menuju mobilnya. Endo menghela nafas
pelan dan menatap Lukas sayu.
“Dia
akan berada di tempat Diva sampai waktuku menjemput nanti,” jawab Endo sembari
bergegas menuju mobilnya, diikuti Lukas di belakangnya.
Endo
menghempaskan tubuhnya di kursi belakang mobilnya dan tak lama Lukas sudah
duduk di sebelahnya. Dengan satu perintah, sopir Endo membawa mereka dalam
perjalanan untuk kembali ke kantor.
“Kenapa
wanita itu membingungkan?” ujar Endo tiba-tiba.
“Kenapa
Anda masih memilih menyukai wanita kalau tahu mereka makhluk yang merepotkan?”
jawab Lukas santai sambil melihat ke arah smartphone-nya, memeriksa ulang semua
jadwal Endo.
Endo
mengangkat sebelah alisnya, keheranan mendengar jawaban Lukas. “Itu yang buat
kamu nggak segera nembak cewek yang jadi wakilmu? Siapa namanya? Amanda?”
Lukas
menatap cepat ke arah Endo dan semburat merah muncul di wajahnya.
“Tidak
ada apa-apa antara saya dan Amanda,” jawab Lukas cepat.
Endo menyeringai
mendengar jawaban Lukas kemudian menyandarkan kepalanya ke bantalan kursi dan mengingat
kembali raut wajah Rima saat dia menceritakan semua masa lalunya dengan semua
gadis yang ada di sekitarnya.
“Apa
kamu bener-bener cinta aku, Ndo?” tanya Rima dengan pandangan penuh ragu saat
Endo selesai menceritakan kisahnya.
“Apa
maksudmu, Rim? Aku selalu dan hanya selalu memikirkanmu!” protes Endo langsung
menjawab semua pertanyaan Rima.
Rima menunduk
dan terlihat menahan tangisnya dan itu membuat Endo kembali menderita. Seharusnya
dia merahasiakan semuanya dari Rima. Seharusnya dia tetap menelan semua kisah
masa lalunya sendiri dan membuat Rima akan selalu terkejut bila setiap wanita di
masa lalunya muncul.
Endo
menekan keningnya pelan, merasa bingung akan semua yang terjadi. Dia tidak akan
sanggup berbohong dan mengatakan bahwa Rima adalah satu-satunya wanita yang
pernah hadir di hidupnya. Walaupun satu-satunya kebenaran adalah hanya Rima yang
ada di hatinya. Semua wanita yang pernah hadir di hidupnya hanyalah pengganti
sosok Rima. Semua wanita yang sempat menemani hidupnya selalu memiliki
kemiripan dengan Rima, meskipun hanya matanya, hidungnya, bentuk wajah ataupun
bentuk tubuhnya. Dan itu semua tidak bisa menghilangkan bayangan Rima di hati
Endo.
Semakin
dia mencari sosok pengganti Rima, maka yang dia dapatkan adalah kesengsaraan
yang semakin dalam. Semakin dia mendapatkan wanita yang memiliki kemiripan
dengan Rima, maka dia akan semakin merindukan Rima dan kembali terjebak dengan
harapannya yang terasa menyesakkan dada. Setelah kehadiran Sofi, Endo kembali
mendapatkan wanita lain yang matanya sangat mirip dengan Rima. Kemudian
berganti lagi dengan wanita lain yang memiliki tawa seperti Rima, dan terus
berganti tanpa henti. Hingga saat dia menemukan Rima kembali di halte ketika
itu. Semua rasa hampa di hati Endo berubah menjadi sebuah harapan. Dan setelah
semua kesakitan dan perjuangan panjang untuk mendapatkan hati Rima, saat ini,
hati kekasihnya kembali meragukan dirinya.
“Pak,
kita sudah sampai!” ujar Lukas mengagetkan Endo dari semua pikirannya. “Ada
Nona Sofi menunggu di kantor anda.”
“Sofi?”
tanya Endo heran.
Menurutnya
Sofi terlalu sering datang dan kali ini Endo sedikit merasa keberatan, setelah
dia melihat raut cemburu di wajah Rima.
“Sekarang
sudah waktunya makan siang,Pak. Sepertinya Nona Sofi akan mengajak anda makan
siang seperti biasa,” lanjut Lukas.
Endo
berjalan cepat menuju kantornya dan menemukan Sofi yang sudah menunggunya di
sana. Lukas meninggalkan Endo memasuki ruangannya sendiri dan menutup pintunya
ketika Endo sudah berada di dalamnya. Gadis itu tersenyum ketika melihat
kehadiran Edo dan meletakkan majalah yang dia baca ke meja di depannya. Endo memaksakan
sebuah senyuman di wajahnya dan berjalan menuju mejanya.
“Sudah
siap untuk makan siang?” tanya Sofi menuju kekursi di depan meja Endo.
Endo
membuka laptopnya dan menggeleng pelan tanpa menatap Sofi.
“Tidak
hari ini, Sof. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan segera.”
Sofi terkekeh
mendengar jawab Endo. Dia menutup laptop Endo dan membuat Endo keheranan.
“Kamu
CEO, Ndo, sama sepertiku. Pekerjaan apa yang membuatmu menjadi sangat sibuk
sampai melewatkan waktu makan siang?”
“Banyak
hal, Sof.”
Sofi tersenyum
kemudian mengambil ponselnya dan menunjukkannya ke arah Endo.
“Kalau
begitu bagaimana kalau kita pesan makanan dan makan di ruanganmu? Aku punya
nomer telpon restoran yang terakhir kita datangi dan mereka melayani delivery order,” ujar Sofi dan mulai
memencet ponselnya.
“Sof,”
panggil Endo.
“Sebentar
Endo!”
“Sofi!”
Sofi menoleh
ke arah Endo dan mematikan ponselnya. Dia menatap heran ke arah Endo yang
terlihat ingin bicara secara serius kepadanya.
“Bagaimana
pekerjaanmu?” tanya Endo tenang.
“Lancar.”
“Bagaimana
dengan proyekmu yang lain?” tanya Endo kembali.
“Masih
kuusahakan kalau kamu bicara soal proyek hatiku. Ada masalah?”
“Tidak,
hanya saja sepertinya kamu lebih banyak menghabiskan waktumu bersamaku di
bandingkan pria lain.”
Sofi mengernyitkan
alisnya, menatap Endo kebingungan.
“Apa
maksudmu, Ndo?” tanya Sofi dan terdengar sedikit marah.
“Aku
cuma bertanya, cuma penasaran.”
Sofi terlihat
gusar dan mulai mengambil tasnya dengan marah.
“Jangan
memperlakukan aku seperti orang bodoh!” ujar Sofi marah.
“Aku
tidak!”
“Buktinya
sekarang kamu memperlakukanku seperti itu!”
“Sofi,
aku cuma bertanya!”
“Dan
maksud pertanyaanmu adalah, kamu mau mengusirku kan?” teriak Sofi.
Endo
tercenung menatap Sofi yang saat ini mulai berkaca-kaca.
“Sof,
aku…”
“Setelah
dulu kita sangat dekat dan kemudian terpisah dengan sangat tidak menyenangkan,
aku bermaksud…aku bermaksud membuat hubungan ini menjadi baik kembali.”
“Sofi…”
“Aku
ingin kita kembali jadi dekat, bisa bercanda seperti dulu atau bahkan
bersahabat seperti dulu. Bagaimanapun bagiku kamu sudah banyak membantu aku
saat kita kuliah, Ndo. Kamu cukup berarti buat aku.”
Sofi menatap
nanar ke arah Endo dan beberapa bulir air mata mulai jatuh di pipinya. Dia kemudian
berpaling dan segera berjalan menuju pintu keluar sembari menenteng tasnya.
“Sofi,
tunggu!” teriak Endo.
Sofi menoleh
ke arah Endo dan melihat pria yang dia cintai berjalan menuju ke arahnya. Ketika
sebuah kata ‘maaf’ meluncur dari bibir Endo, dia memeluk Endo erat. Membuat Endo
tidak mampu menolak pelukan itu dan juga tidak ingin membalasnya. Sofi menangis
terisak sembari memeluk pria itu dan meninggalkan sebuah bekas lipstik di
kemeja pria itu. Tersembunyi di bagian dadanya dan tidak disadari Endo.
“Maaf
sudah mengganggumu dan selamat kembali bekerja,” ujar Sofi sembari melepas pelukan
Endo.
Endo hanya
tersenyum dan melihat Sofi berjalan meninggalkan ruangannya.
****
Tiara
tertunduk dan wajahnya masih terlihat sembab karena menangis seharian setelah
kejadian di rumah Endo kemarin. Dia mengaduk kopi yang dia pesan dan terlihat
menunggu seseorang di kedai kopi itu. Seorang pemuda berwajah Eropa
mendatanginya dan menyampaikan pesanan kue-nya.
Tiara tidak
mengucapkan apapun bahkan menatap pun tidak ketika pemuda itu meninggalkanya. Dia
menusuk-nusuk cake di depannya dengan garpu kecil yang sudah di sediakan. Saat ini
menunggu terasa melelahkan baginya. Dia lebih memilih menghabiskan waktunya di
kamarnya dan menangis seharian. Tapi orang yang akan dia temui menjanjikan Endo
kembali ke dalam semua impiannya.
“Sudah
datang?” tanya seorang wanita yang tiba-tiba duduk di depannya.
Tiara
memincingkan matanya dan menatap wanita yang tersenyum di hadapannya saat ini. Wanita
itu lebih pendek dari dirinya, tapi dia mengaku pernah dekat dengan Endo.
Melihat wanita ini mengingatkan Tiara akan sosok Rima dan itu membuatnya
menjadi sangat kesal.
“Kau
bilang, Endo terpaksa menikahi istrinya yang sekarang, tapi…”
“Relax sweety, bahkan aku belum memesan
minuman untukku sendiri!” sanggah wanita itu sembari membuka buku menu.
Wanita
itu memanggil pelayan yang tadi melayani Tiara, dan ketika pelayan itu tiba,
dia sudah siap mengatakan semua pesanannya. Tiara menunggu dengan kesal dan
ketika pelayan itu pergi, dia mendengus keras, mengharap perhatian wanita itu.
“Jadi
Tiara, kenalkan saya Sofi,” ujarnya dengan penuh percaya diri.
“Aku
sudah tahu, kenapa kamu berbohong?”
“Soal
apa?” tanya Sofi seakan tak tahu apapun dan itu membuat Tiara semakin kesal.
“Soal
istri Endo, Rima itu cewek Endo dari waktu dia sekolah!” sentak Tiara.
“Kalau
begitu ceritakan padaku.”
“Apa? Kamu
bilang Endo dijodohkan dengan seorang gadis matre yang mengincar uangnya saja.
Sekarang kamu mau aku bilang semua tentang Rima?”
Sofi merbah
posisi duduknya dan dia tersenyum menatap Tiara.
“Gadis
itu sebelum menikah dengan Endo, masih memiliki kekasih. Tak lama sebelum dia
menikahi Endo, kekasihnya dicampakkan. Apalagi ternyata gadis itu memiliki
hutang yang cukup besar ke sebuah perusahaan konveksi,” jelas Sofi kepada
Tiara.
“Maksudmu,
Rima memanfaatkan kekayaan Endo?” tanya Tiara tidak percaya.
“Kamu
bilang, Endo menyukainya semenjak SMA.”
“Astaga,
maksudmu dia memanfaatkan perasaan Endo?” pekik Tiara.
Sofi hanya
tersenyum dan tiba-tiba pelayan muncul membawakan pesanan Sofi. Itu sempat
membuat Tiara berpikir sejenak sembari menatap Sofi.
“Lalu
apa motifmu?” tanya Tiara tiba-tiba setelah pelayan itu pergi.
Sofi menoleh
kepada Tiara kemudian beralih menatap cangkir kopinya. Dengan pelan, dia
meminum sedikit kopi di depannya.
“Aku
dan Endo dulu sempat dekat,” Sofi melirik ke arah Tiara yang terlihat terkejut,
“Kami sahabat.”
“Lalu?”
“Apa
kau bisa mengerti perasaan seorang sahabat saat sahabatnya diperlakukan tidak
sepantasnya?”
“Hanya
sahabat?” tanya Tiara tidak percaya.
“Selama
kuliah, begitulah.”
Tiara
menghembuskan nafasnya pelan.
“Kenapa
aku? Kenapa bukan dirimu saja?”
“Kalian
sudah pernah bertunangan, apa kamu nggak merasa Endo memiliki perasaan khusus
terhadapmu?” pancing Sofi.
“Maksudmu?”
“Nona
Tiara, seorang pria menerima sebuah ikatan pertunangan dari seorang wanita,
menurutmu apa pria itu tidak memiliki perasaan kepada wanita tersebut?”
Tiara
mengangkat dagunya, sebuah senyuman bangga muncul di wajahnya. Sofi menatap
Tiara puas.
“Apa
yang harus kulakukan?”
Senyum
Sofi terkembang di wajahnya. Wanita di hadapannya ini sudah menangkap umpannya
dan secara tidak langsung menawarkan diri menjadi pion di dalam papan caturnya.
Tiara, wanita cantik sombong yang tidak terlalu pintar akan menjadi pemain
penting dalam setiap rencananya. Dan dengan mudah, wanita itu bisa disingkirkan
segera setelah perannya usai. Sofi menyesap kopinya kembali.
“Kudengar
ayahmu punya pengaruh yang cukup besar di mata para pemegang saham.”
****
o_O sofi sama tiara temenan....& saling kompromi ngerebut endo dr rima*emot kaget
BalasHapusthanks mbk ike :)*lanjotttt
berasa tukang pakir deh acara lanjoootttt... yak...yak... teroosss...hoooppppp
Hapuswakakakaaakakakakakakak
thx neneee
mba ikeee...ini part yg paling bikin keseeel
BalasHapusemberaaaaannn... akikah juga keseeellll
Hapuswakakakakakakakakak
licik banget rencannya
BalasHapuscih...sebel
tq mmbak xox
wakakakak
Hapusxoxoxoxooxoxo
Ambil pisau tusuk2 ke sofi n tiara, lempar2 brang jg *esmoni
BalasHapusPasti hbs ini rima am endo brantem gara2 lipstik *emot marah
Thks mba
alamaaakkkk kejem nian calon manten satu ini
Hapuskalo marahan sama aa jangan gitu ya rin...
horor
waakakakakakakakakak
mak rike.....kurang....kan liburnya lamaaaaa. Bonusin dunk, penasaran niy (*nglunjak)--> maafin ye kan masih lebaran
BalasHapuswakakakakakakakakakkaka'
Hapuseke bonusin tiap hari senin...
wakakakakakakak
Hay mba rike..
BalasHapusMinal aidin walfaidzin ya..maaf2 klo ada salah2 komen.. *pdhl bru brp X komen..*
Waaaduuuhhh udh nunggu lama,eh trnyata isinya ttg 2 nenek sihir menyebalkan..
Pngen aq kutuk az jd kodok tuh org b2..
Btw kq dikit c mba,bcanya brasa cpt bgd...hehee*g tau trima kasih*
Btw mau dong ikutan di grup whatsappnya.. :)
cabaaarrrr ddooooonnn cabaaarrr... eke ikutan grup wassap anak PN kok. coba masuk ke sana trus setor nomer. wekekekekekekek
Hapuskita gila-gilaan bareeengggg
ih 2 mahluk gee ntu apaan seeh???
BalasHapuskurang gawe aj..
rima jg kurang sensitip bgt...
*buat jeng rike n smua minal aidzin walfaidzin eaaa (angpao e manaaaaa)
sama-sama minal aidzin walfaidzin....
Hapusduit eke sudah gone with the wind neee...
wakaakakakak
Setelah eke baca ulang, eke pngen jitak si endo jg
BalasHapusTerlalu lemah jdi cwo, G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ tegas, msh aj berlemah lembut am sofi kampret itu, blgin lgsng aj jgn deketin dy lgi, org udh punya bini gtu, dh tau si rima bgtu..*aahh kesel am endo jg
alamaaaakkkk... aa... calon istrimu aaa
HapusEaaaaaaa karena penisiriiiiinnnn akhrnyaaaaaaaaaaaaaa saya bc jugaaaa.... Hadeehhhhh
BalasHapusSetujaaahhhhhh sm Mba Ndooonggg,,,,jd pengen ikutaaannnnn jitak,,lht Sofi nangis lgsg lemah bgtu...
Hadeehhhh....
Deeengg,,deengggg,,,jd smwny gr2 sofi,,culas!!bs bgtz jdiin Tiara boneka,,knp g gerak sndriiiiii??? Hadeehhhhhh (tujles2 Sofi,,Tiara,,Endo)
hastagaaahhhh... pada keja semua inihh..
Hapuspolisiiiii.polisiiiii tuliuuunggg
wakakakakakk
pada jahat amat sih woy sama Rima :( Mba Ike, Sofi sama Tiara boleh dipentung sjs ga kepalanya? iihhh sebel aku!!!!
BalasHapuspart 20 nya buru ya Mbak :p hihi. Maaf Lahir Batin juga ya *terutama karena suka ngomel dan maksa minta part baru* hhi
entar eke jamak langsung part 20 aja deh
Hapuswakakakakakakakakakkaakkak
*kumat somplaknya