Senin, 19 Agustus 2013

Kawin Kontrak - Bab 17



Jumpeee lagiiiii….. (tak dung…dung…preettt…tak dung…dung… preeett…) dengan eke di sini. Wekekekekekekekekek…. Maapkan eke yang ternyata tidak mampu memenuhi janji untuk aplot di tanggal 12. Bukan apa-apah sodara…. Pulang mudik, pun badan eke sudah tak mampu melakukan apapun kecuali tidoorrrr…. Ditambah lagi sakit yang tiba-tiba datang…
Sedikit cerita, seama mudik ke Malang, eke sempet kopdar sama beberapa temen-temen eke di dunia maya…seru boookkk… bikin eke ketagihan. Eke jadi pengen keliling Indonesia trus kopdar sama semua sobat eke di mari yang bersedia baca cerita aneh bin gaje punya eke ini, juga sobat-sobat eke yang pada aktip di grup-grup wasap. Daaannnn biarpun eke sudah lama lahir dan tinggal di Malang, eke mentasbihkan kalau rumah eke sekarang jauh lebih tenang daripada di Malang. Maceeetttt booookk…., mana Malang-ku yang tenang dan sepi…. Burung-burung bernyanyi…. Matahari bersinar malu-malu… (mulai setres)
Okeh… berhubung ini masih bulan Syawal, eke mau mengucapkan SELAMT HARI LEBARAN, MOHON MAAF LAHIR BATHIN ( apalagi buat telat posting ceritanya). Akhir kata, selamat menikmati dan jangan lupa komen maupun vote-nya…. ai misssyuuuu ollll mai preeeennnnn!!!!! muaaahhhh



BAB 17
ENDO


“Istri anda tidak di rumah, Pak?”
Lukas terlihat kebingungan ketika Endo memutuskan untuk meninggalkan rumah ketika dia baru kembali setelah mengantarkan Tiara menuju mobilnya. Endo menghela nafas pelan dan menatap Lukas sayu.
“Dia akan berada di tempat Diva sampai waktuku menjemput nanti,” jawab Endo sembari bergegas menuju mobilnya, diikuti Lukas di belakangnya.
Endo menghempaskan tubuhnya di kursi belakang mobilnya dan tak lama Lukas sudah duduk di sebelahnya. Dengan satu perintah, sopir Endo membawa mereka dalam perjalanan untuk kembali ke kantor.
“Kenapa wanita itu membingungkan?” ujar Endo tiba-tiba.
“Kenapa Anda masih memilih menyukai wanita kalau tahu mereka makhluk yang merepotkan?” jawab Lukas santai sambil melihat ke arah smartphone-nya, memeriksa ulang semua jadwal Endo.
Endo mengangkat sebelah alisnya, keheranan mendengar jawaban Lukas. “Itu yang buat kamu nggak segera nembak cewek yang jadi wakilmu? Siapa namanya? Amanda?”
Lukas menatap cepat ke arah Endo dan semburat merah muncul di wajahnya.
“Tidak ada apa-apa antara saya dan Amanda,” jawab Lukas cepat.
Endo menyeringai mendengar jawaban Lukas kemudian menyandarkan kepalanya ke bantalan kursi dan mengingat kembali raut wajah Rima saat dia menceritakan semua masa lalunya dengan semua gadis yang ada di sekitarnya.
“Apa kamu bener-bener cinta aku, Ndo?” tanya Rima dengan pandangan penuh ragu saat Endo selesai menceritakan kisahnya.
“Apa maksudmu, Rim? Aku selalu dan hanya selalu memikirkanmu!” protes Endo langsung menjawab semua pertanyaan Rima.
Rima menunduk dan terlihat menahan tangisnya dan itu membuat Endo kembali menderita. Seharusnya dia merahasiakan semuanya dari Rima. Seharusnya dia tetap menelan semua kisah masa lalunya sendiri dan membuat Rima akan selalu terkejut bila setiap wanita di masa lalunya muncul.
Endo menekan keningnya pelan, merasa bingung akan semua yang terjadi. Dia tidak akan sanggup berbohong dan mengatakan bahwa Rima adalah satu-satunya wanita yang pernah hadir di hidupnya. Walaupun satu-satunya kebenaran adalah hanya Rima yang ada di hatinya. Semua wanita yang pernah hadir di hidupnya hanyalah pengganti sosok Rima. Semua wanita yang sempat menemani hidupnya selalu memiliki kemiripan dengan Rima, meskipun hanya matanya, hidungnya, bentuk wajah ataupun bentuk tubuhnya. Dan itu semua tidak bisa menghilangkan bayangan Rima di hati Endo.
Semakin dia mencari sosok pengganti Rima, maka yang dia dapatkan adalah kesengsaraan yang semakin dalam. Semakin dia mendapatkan wanita yang memiliki kemiripan dengan Rima, maka dia akan semakin merindukan Rima dan kembali terjebak dengan harapannya yang terasa menyesakkan dada. Setelah kehadiran Sofi, Endo kembali mendapatkan wanita lain yang matanya sangat mirip dengan Rima. Kemudian berganti lagi dengan wanita lain yang memiliki tawa seperti Rima, dan terus berganti tanpa henti. Hingga saat dia menemukan Rima kembali di halte ketika itu. Semua rasa hampa di hati Endo berubah menjadi sebuah harapan. Dan setelah semua kesakitan dan perjuangan panjang untuk mendapatkan hati Rima, saat ini, hati kekasihnya kembali meragukan dirinya.
“Pak, kita sudah sampai!” ujar Lukas mengagetkan Endo dari semua pikirannya. “Ada Nona Sofi menunggu di kantor anda.”
“Sofi?” tanya Endo heran.
Menurutnya Sofi terlalu sering datang dan kali ini Endo sedikit merasa keberatan, setelah dia melihat raut cemburu di wajah Rima.
“Sekarang sudah waktunya makan siang,Pak. Sepertinya Nona Sofi akan mengajak anda makan siang seperti biasa,” lanjut Lukas.
Endo berjalan cepat menuju kantornya dan menemukan Sofi yang sudah menunggunya di sana. Lukas meninggalkan Endo memasuki ruangannya sendiri dan menutup pintunya ketika Endo sudah berada di dalamnya. Gadis itu tersenyum ketika melihat kehadiran Edo dan meletakkan majalah yang dia baca ke meja di depannya. Endo memaksakan sebuah senyuman di wajahnya dan berjalan menuju mejanya.
“Sudah siap untuk makan siang?” tanya Sofi menuju kekursi di depan meja Endo.
Endo membuka laptopnya dan menggeleng pelan tanpa menatap Sofi.
“Tidak hari ini, Sof. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan segera.”
Sofi terkekeh mendengar jawab Endo. Dia menutup laptop Endo dan membuat Endo keheranan.
“Kamu CEO, Ndo, sama sepertiku. Pekerjaan apa yang membuatmu menjadi sangat sibuk sampai melewatkan waktu makan siang?”
“Banyak hal, Sof.”
Sofi tersenyum kemudian mengambil ponselnya dan menunjukkannya ke arah Endo.
“Kalau begitu bagaimana kalau kita pesan makanan dan makan di ruanganmu? Aku punya nomer telpon restoran yang terakhir kita datangi dan mereka melayani delivery order,” ujar Sofi dan mulai memencet ponselnya.
“Sof,” panggil Endo.
“Sebentar Endo!”
“Sofi!”
Sofi menoleh ke arah Endo dan mematikan ponselnya. Dia menatap heran ke arah Endo yang terlihat ingin bicara secara serius kepadanya.
“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya Endo tenang.
“Lancar.”
“Bagaimana dengan proyekmu yang lain?” tanya Endo kembali.
“Masih kuusahakan kalau kamu bicara soal proyek hatiku. Ada masalah?”
“Tidak, hanya saja sepertinya kamu lebih banyak menghabiskan waktumu bersamaku di bandingkan pria lain.”
Sofi mengernyitkan alisnya, menatap Endo kebingungan.
“Apa maksudmu, Ndo?” tanya Sofi dan terdengar sedikit marah.
“Aku cuma bertanya, cuma penasaran.”
Sofi terlihat gusar dan mulai mengambil tasnya dengan marah.
“Jangan memperlakukan aku seperti orang bodoh!” ujar Sofi marah.
“Aku tidak!”
“Buktinya sekarang kamu memperlakukanku seperti itu!”
“Sofi, aku cuma bertanya!”
“Dan maksud pertanyaanmu adalah, kamu mau mengusirku kan?” teriak Sofi.
Endo tercenung menatap Sofi yang saat ini mulai berkaca-kaca.
“Sof, aku…”
“Setelah dulu kita sangat dekat dan kemudian terpisah dengan sangat tidak menyenangkan, aku bermaksud…aku bermaksud membuat hubungan ini menjadi baik kembali.”
“Sofi…”
“Aku ingin kita kembali jadi dekat, bisa bercanda seperti dulu atau bahkan bersahabat seperti dulu. Bagaimanapun bagiku kamu sudah banyak membantu aku saat kita kuliah, Ndo. Kamu cukup berarti buat aku.”
Sofi menatap nanar ke arah Endo dan beberapa bulir air mata mulai jatuh di pipinya. Dia kemudian berpaling dan segera berjalan menuju pintu keluar sembari menenteng tasnya.
“Sofi, tunggu!” teriak Endo.
Sofi menoleh ke arah Endo dan melihat pria yang dia cintai berjalan menuju ke arahnya. Ketika sebuah kata ‘maaf’ meluncur dari bibir Endo, dia memeluk Endo erat. Membuat Endo tidak mampu menolak pelukan itu dan juga tidak ingin membalasnya. Sofi menangis terisak sembari memeluk pria itu dan meninggalkan sebuah bekas lipstik di kemeja pria itu. Tersembunyi di bagian dadanya dan tidak disadari Endo.
“Maaf sudah mengganggumu dan selamat kembali bekerja,” ujar Sofi sembari melepas pelukan Endo.
Endo hanya tersenyum dan melihat Sofi berjalan meninggalkan ruangannya.
****

Tiara tertunduk dan wajahnya masih terlihat sembab karena menangis seharian setelah kejadian di rumah Endo kemarin. Dia mengaduk kopi yang dia pesan dan terlihat menunggu seseorang di kedai kopi itu. Seorang pemuda berwajah Eropa mendatanginya dan menyampaikan pesanan kue-nya.
Tiara tidak mengucapkan apapun bahkan menatap pun tidak ketika pemuda itu meninggalkanya. Dia menusuk-nusuk cake di depannya dengan garpu kecil yang sudah di sediakan. Saat ini menunggu terasa melelahkan baginya. Dia lebih memilih menghabiskan waktunya di kamarnya dan menangis seharian. Tapi orang yang akan dia temui menjanjikan Endo kembali ke dalam semua impiannya.
“Sudah datang?” tanya seorang wanita yang tiba-tiba duduk di depannya.
Tiara memincingkan matanya dan menatap wanita yang tersenyum di hadapannya saat ini. Wanita itu lebih pendek dari dirinya, tapi dia mengaku pernah dekat dengan Endo. Melihat wanita ini mengingatkan Tiara akan sosok Rima dan itu membuatnya menjadi sangat kesal.
“Kau bilang, Endo terpaksa menikahi istrinya yang sekarang, tapi…”
Relax sweety, bahkan aku belum memesan minuman untukku sendiri!” sanggah wanita itu sembari membuka buku menu.
Wanita itu memanggil pelayan yang tadi melayani Tiara, dan ketika pelayan itu tiba, dia sudah siap mengatakan semua pesanannya. Tiara menunggu dengan kesal dan ketika pelayan itu pergi, dia mendengus keras, mengharap perhatian wanita itu.
“Jadi Tiara, kenalkan saya Sofi,” ujarnya dengan penuh percaya diri.
“Aku sudah tahu, kenapa kamu berbohong?”
“Soal apa?” tanya Sofi seakan tak tahu apapun dan itu membuat Tiara semakin kesal.
“Soal istri Endo, Rima itu cewek Endo dari waktu dia sekolah!” sentak Tiara.
“Kalau begitu ceritakan padaku.”
“Apa? Kamu bilang Endo dijodohkan dengan seorang gadis matre yang mengincar uangnya saja. Sekarang kamu mau aku bilang semua tentang Rima?”
Sofi merbah posisi duduknya dan dia tersenyum menatap Tiara.
“Gadis itu sebelum menikah dengan Endo, masih memiliki kekasih. Tak lama sebelum dia menikahi Endo, kekasihnya dicampakkan. Apalagi ternyata gadis itu memiliki hutang yang cukup besar ke sebuah perusahaan konveksi,” jelas Sofi kepada Tiara.
“Maksudmu, Rima memanfaatkan kekayaan Endo?” tanya Tiara tidak percaya.
“Kamu bilang, Endo menyukainya semenjak SMA.”
“Astaga, maksudmu dia memanfaatkan perasaan Endo?” pekik Tiara.
Sofi hanya tersenyum dan tiba-tiba pelayan muncul membawakan pesanan Sofi. Itu sempat membuat Tiara berpikir sejenak sembari menatap Sofi.
“Lalu apa motifmu?” tanya Tiara tiba-tiba setelah pelayan itu pergi.
Sofi menoleh kepada Tiara kemudian beralih menatap cangkir kopinya. Dengan pelan, dia meminum sedikit kopi di depannya.
“Aku dan Endo dulu sempat dekat,” Sofi melirik ke arah Tiara yang terlihat terkejut, “Kami sahabat.”
“Lalu?”
“Apa kau bisa mengerti perasaan seorang sahabat saat sahabatnya diperlakukan tidak sepantasnya?”
“Hanya sahabat?” tanya Tiara tidak percaya.
“Selama kuliah, begitulah.”
Tiara menghembuskan nafasnya pelan.
“Kenapa aku? Kenapa bukan dirimu saja?”
“Kalian sudah pernah bertunangan, apa kamu nggak merasa Endo memiliki perasaan khusus terhadapmu?” pancing Sofi.
“Maksudmu?”
“Nona Tiara, seorang pria menerima sebuah ikatan pertunangan dari seorang wanita, menurutmu apa pria itu tidak memiliki perasaan kepada wanita tersebut?”
Tiara mengangkat dagunya, sebuah senyuman bangga muncul di wajahnya. Sofi menatap Tiara puas.
“Apa yang harus kulakukan?”
Senyum Sofi terkembang di wajahnya. Wanita di hadapannya ini sudah menangkap umpannya dan secara tidak langsung menawarkan diri menjadi pion di dalam papan caturnya. Tiara, wanita cantik sombong yang tidak terlalu pintar akan menjadi pemain penting dalam setiap rencananya. Dan dengan mudah, wanita itu bisa disingkirkan segera setelah perannya usai. Sofi menyesap kopinya kembali.
“Kudengar ayahmu punya pengaruh yang cukup besar di mata para pemegang saham.”
****
 


20 komentar:

  1. o_O sofi sama tiara temenan....& saling kompromi ngerebut endo dr rima*emot kaget
    thanks mbk ike :)*lanjotttt

    BalasHapus
    Balasan
    1. berasa tukang pakir deh acara lanjoootttt... yak...yak... teroosss...hoooppppp
      wakakakaaakakakakakakak
      thx neneee

      Hapus
  2. mba ikeee...ini part yg paling bikin keseeel

    BalasHapus
    Balasan
    1. emberaaaaannn... akikah juga keseeellll
      wakakakakakakakakak

      Hapus
  3. licik banget rencannya
    cih...sebel
    tq mmbak xox

    BalasHapus
  4. Ambil pisau tusuk2 ke sofi n tiara, lempar2 brang jg *esmoni
    Pasti hbs ini rima am endo brantem gara2 lipstik *emot marah
    Thks mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. alamaaakkkk kejem nian calon manten satu ini
      kalo marahan sama aa jangan gitu ya rin...
      horor
      waakakakakakakakakak

      Hapus
  5. mak rike.....kurang....kan liburnya lamaaaaa. Bonusin dunk, penasaran niy (*nglunjak)--> maafin ye kan masih lebaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakakakakakakakkaka'
      eke bonusin tiap hari senin...
      wakakakakakakak

      Hapus
  6. Hay mba rike..
    Minal aidin walfaidzin ya..maaf2 klo ada salah2 komen.. *pdhl bru brp X komen..*

    Waaaduuuhhh udh nunggu lama,eh trnyata isinya ttg 2 nenek sihir menyebalkan..
    Pngen aq kutuk az jd kodok tuh org b2..

    Btw kq dikit c mba,bcanya brasa cpt bgd...hehee*g tau trima kasih*

    Btw mau dong ikutan di grup whatsappnya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. cabaaarrrr ddooooonnn cabaaarrr... eke ikutan grup wassap anak PN kok. coba masuk ke sana trus setor nomer. wekekekekekekek
      kita gila-gilaan bareeengggg

      Hapus
  7. ih 2 mahluk gee ntu apaan seeh???
    kurang gawe aj..

    rima jg kurang sensitip bgt...

    *buat jeng rike n smua minal aidzin walfaidzin eaaa (angpao e manaaaaa)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama minal aidzin walfaidzin....
      duit eke sudah gone with the wind neee...
      wakaakakakak

      Hapus
  8. Setelah eke baca ulang, eke pngen jitak si endo jg
    Terlalu lemah jdi cwo, G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ tegas, msh aj berlemah lembut am sofi kampret itu, blgin lgsng aj jgn deketin dy lgi, org udh punya bini gtu, dh tau si rima bgtu..*aahh kesel am endo jg

    BalasHapus
  9. Eaaaaaaa karena penisiriiiiinnnn akhrnyaaaaaaaaaaaaaa saya bc jugaaaa.... Hadeehhhhh
    Setujaaahhhhhh sm Mba Ndooonggg,,,,jd pengen ikutaaannnnn jitak,,lht Sofi nangis lgsg lemah bgtu...
    Hadeehhhh....
    Deeengg,,deengggg,,,jd smwny gr2 sofi,,culas!!bs bgtz jdiin Tiara boneka,,knp g gerak sndriiiiii??? Hadeehhhhhh (tujles2 Sofi,,Tiara,,Endo)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hastagaaahhhh... pada keja semua inihh..
      polisiiiii.polisiiiii tuliuuunggg
      wakakakakakk

      Hapus
  10. pada jahat amat sih woy sama Rima :( Mba Ike, Sofi sama Tiara boleh dipentung sjs ga kepalanya? iihhh sebel aku!!!!

    part 20 nya buru ya Mbak :p hihi. Maaf Lahir Batin juga ya *terutama karena suka ngomel dan maksa minta part baru* hhi

    BalasHapus
    Balasan
    1. entar eke jamak langsung part 20 aja deh
      wakakakakakakakakakkaakkak
      *kumat somplaknya

      Hapus